Ini adalah bagian ke-15 dari puisi karya Walt Whitman. Pertamakali saya baca cuplikannya di sampul belakang buku berjudul “Soe Hok-Gie, Sekali lagi”. Di situ tertulis hanya bagian akhirnya saja, “Camerado” dan seterusnya. Saat itu saya pikir puisi ini bagus, hanya sekedar bagus. Paling-paling standardnya dipakai buat “menebar benih”. 😀
Tadi baru saya cari lagi, rupa-rupanya yang saya baca saat itu adalah separoh dari empat belas setengah bagiannya saja. Bagian ke-15 yang utuh ini sekarang membuat saya membayang-bayangkan perjalanan yang lalu-lalu dan yang akan datang, dengan wajah-wajah yang familiar dan yang akan menjadi familiar.
Ah… Saya rindu travelling, rindu naik gunung.
Allons! the road is before us!
It is safe—I have tried it—my own feet have tried it well—be not detain’d!
Let the paper remain on the desk unwritten, and the book on the shelf unopen’d!
Let the tools remain in the workshop! let the money remain unearn’d!
Let the school stand! mind not the cry of the teacher!
Let the preacher preach in his pulpit! let the lawyer plead in the court, and the judge expound the law.
Camerado, I give you my hand!
I give you my love more precious than money,
I give you myself before preaching or law;
Will you give me yourself? will you come travel with me?
Shall we stick by each other as long as we live?